BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pendidikan
adalah hidup. Itu adalah arti pendidikan yang luas. Pendidikan di Negara kita
memiliki berbagai dasar terutama tertera dengan jelas dalam PEMBUKAAN UUD’45 ”
…Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan Kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan Kemerdekaan, Perdamaian abadi
dan keadilan sosial, …..” Pasal 13 ayat 1 Undang-undang SISDIKNAS menyebutkan
bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal
yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Ini dikenal juga dengan Tri Pusat
Pendidikan.Pendidikan nonformal dan informal merupakan bentuk-bentuk dari
pendidikan luar sekolah.
I.2 Rumusan Masalah
Apa definisi dari pendidikan
luar sekolah ?
Bagaimana latar belakang
terbentuknya pendidikan luar sekolah ?
Apa tujuan dari pendidikan
luar sekolah ?
Bagaimana filsafat
pendidikan luar sekolah ?
Apa saja kegiatan dalam
pendidikan luar sekoIah?
Siapa sasaran dari
pendidikan luar sekolah?
Bagaimana ciri-ciri dari
pendidikan luar sekolah?
I.3 Tujuan penulisan
Menjelaskan gambaran
mengenai pendidikan luar sekolah kepada pembaca.
I.4 Kegunaan Penulisan
Penulis membuat makalah ini mengharapkan agar memberi
manfaat bagi semua pihak, baik bagi penulis, mahasiswa serta pembaca.
Hasil penulisan ini juga diharapkan manambah pengetahuan bagi para pembaca tentang Pendidikan Luar Sekolah.
Hasil penulisan ini juga diharapkan manambah pengetahuan bagi para pembaca tentang Pendidikan Luar Sekolah.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Definisi
Pendidikan Luar Sekolah (PLS).
Pendidikan luar sekolah merupakan sistem baru dalam dunia
pendidikan yang bentuk dan pelaksanaannya berbeda dengan sistem sekolah yang
ada.
Menuru t Komunikasi Pembaruan Nasional Pendidikan (KPNP): Pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
PHILLIPS H. COMBS, mengungkapkan bahwa pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di luar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar.
Jadi, pendidikan luar sekolah adalah pendidikan dimana setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah diluar sekolah dan seseorang memperoleh informasi,pengetahuan,latihanatau bimbingan sesuai dengan kebutuhan hidup.
Menuru t Komunikasi Pembaruan Nasional Pendidikan (KPNP): Pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
PHILLIPS H. COMBS, mengungkapkan bahwa pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di luar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar.
Jadi, pendidikan luar sekolah adalah pendidikan dimana setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah diluar sekolah dan seseorang memperoleh informasi,pengetahuan,latihanatau bimbingan sesuai dengan kebutuhan hidup.
2.
Latar
Belakang.
Indonesia memiliki masalah-masalah kependidikan yang
memprihatinkan. Masalah ini terjadi sebelum Indonesia merdeka hingga sekarang.
Secara terperinci dapat diungkapkan alasan-alasan timbulnya pendidikan luar
sekolah adalah:
1. Aspek Pelestarian Budaya.
Pendidikan yang pertama dan utama adalah pendidikan yang terjadi
dan berlangsung di lingkungan keluarga dimana (melalui berbagai perintah,
tindakan dan perkataan) ayah dan ibunya bertindak sebagai pendidik. Dengan
demikian pendidikan luar sekolah pada permulaan kehadirannya sangat dipengaruhi
oleh pendidikan atau kegiatan yang berlangsung di dalam keluarga. Di dalam
keluarga terjadi interaksi antara orang tua dengan anak, atau antar anak dengan
anak. Pola-pola transmisi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai dan kebiasaan
melalui asuhan, suruhan, larangan dan pembimbingan. Pada dasarnya semua bentuk
kegiatan ini menjadi akar untuk tumbuhnya perbuatan mendidik.
2. Aspek Teoritis.
Salah satu dasar pijakan teoritis keberadaan PLS adalah teori yang
diketengahkan Philip H. Cooms (1973:10), tidak satupun lembaga pendidikan:
formal, informal maupun nonformal yang mampu secara sendiri-sendiri memenuhi
semua kebutuhan belajar minimum yang esensial. Atas dasar teori di atas dapat
dikemukakan bahwa, keberadaan pendidikan tidak hanya penting bagi segelintir
masyarakat tapi mutlak diperlukan keberadaannya bagi masyarakat lemah (yang
tidak mampu memasukan anak-anaknya ke lembaga pendidikan sekolah) dalam upaya
pemerataan kesempatan belajar, meningkatkan kualitas hasil belajar dan mencapai
tujuan pembelajaran yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Uraian di atas cukup
untuk dijadikan gambaran bahwa PLS merupakan lembaga pendidikan yang
berorientasi kepada bagaimana menempatkan kedudukan, harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk yang memiliki kemauan, harapan, cita-cita dan akal
pikiran.
3. Dasar Pijakan.
Ada tiga dasar pijakan bagi PLS sehingga memperoleh legitimasi dan
berkembang di tengah-tengah masyarakat yaitu: UUD 1945, Undang-Undang RI Nomor
2 tahun 1989 dan peraturan pemerintah RI No.73
tahun 1991 tentang pendidikan luar sekolah. Melalui ketiga dasar di atas dapat
dikemukakan bahwa, PLS adalah kumpulan individu yang menghimpun diri dalam
kelompok dan memiliki ikatan satu sama lain untuk mengikuti program pendidikan
yang diselenggarkan di luar sekolah dalam rangka mencapai tujuan belajar.
4. Aspek Kebutuhan Terhadap
Pendidikan.
Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan tidak hanya pada
masyarakat daerah perkotaan, melainkan masyarakat daerah pedesaan juga semakin
meluas. Kesadaran ini timbul terutama karena perkembangan ekonomi, kemajuan
iptek dan perkembangan politik. Kesadaran juga tumbuh pada seseorang yang
merasa tertekan akibat kebodohan, keterbelakangan atau kekalahan dari kompetisi
pergaulan dunia yang menghendaki suatu keterampilan dan keahlian tertentu. Atas
dasar kesadaran dan kebutuhan inilah sehingga terwujudlah bentuk-bentuk
kegiatan kependidikan baik yang bersifat persekolahan ataupun di luar
persekolahan.
5. Keterbatasan Lembaga Pendidikan Sekolah.
Lembaga pendidikan sekolah yang jumlahnya semakin banyak bersifat
formal atau resmi yang dibatasi oleh ruang dan waktu serta kurikulum yang baku
dan kaku serta berbagai keterbatasan lainnya. Sehingga tidak semua lembaga
pendidikan sekolah yang ada di daerah terpencil pun yang mampu memenuhi semua
harapan masyarakat setempat, apalagi memenuhi semua harapan masyarakat daerah
lain. Akibat dari kekurangan atau keterbatasan itulah yang memungkinkan suatu
kegiatan kependidikan yang bersifat informal atau nonformal diselenggarakan,
sehingga melalui kedua bentuk pendidikan itu kebutuhan masyarakat dapat
terpenuhi.
3.
Tujuan
Ada tiga dasar pijakan bagi PLS sehingga memperoleh legitimasi dan
berkembang di tengah-tengah masyarakat yaitu:
1.
UUD
1945,Undang-Undang RI Nomor 2 tahun 1989 dan peraturan pemerintah RI No.73 tahun1991tentang pendidikan luar sekolah.
Melalui ketiga dasar di atas dapat dikemukakan bahwa, PLS adalah kumpulan individu yang menghimpun dari dalam kelompok dan memiliki ikatan satu sama lain untuk mengikuti program pendidikan yang diselenggarkan di luar sekolah dalam rangka mencapai tujuan belajar. Adapun bentuk-bentuk satuan PLS., sebagaimana diundangkan di dalam UUSPN tahun 1989 pasal 9:3 meliputi: pendidikan keluarga, kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan sejenis. Satuan PLS sejenis dapat dibentuk kelompok bermain, penitipan anak, padepokan persilatan dan pondok pesantren tradisional.
Melalui ketiga dasar di atas dapat dikemukakan bahwa, PLS adalah kumpulan individu yang menghimpun dari dalam kelompok dan memiliki ikatan satu sama lain untuk mengikuti program pendidikan yang diselenggarkan di luar sekolah dalam rangka mencapai tujuan belajar. Adapun bentuk-bentuk satuan PLS., sebagaimana diundangkan di dalam UUSPN tahun 1989 pasal 9:3 meliputi: pendidikan keluarga, kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan sejenis. Satuan PLS sejenis dapat dibentuk kelompok bermain, penitipan anak, padepokan persilatan dan pondok pesantren tradisional.
2.
Aspek
kebutuhan terhadap pendidikan
Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan tidak hanya pada
masyarakat daerah perkotaan, melainkan masyarakat daerah pedesaan juga semakin
meluas. Kesadaran ini timbul terutama karena perkembangan ekonomi, kemajuan
iptek dan perkembangan politik. Kesadaran juga tumbuh pada seseorang yang
merasa tertekan akibat kebodohan, keterbelakangan atau kekalahan dari kompetisi
pergaulan dunia yang menghendaki suatu keterampilan dan keahlian tertentu. Atas
dasar kesadaran dan kebutuhan inilah sehingga terwujudlah bentuk-bentuk
kegiatan kependidikan baik yang bersifat persekolahan ataupun di luar
persekolahan.
3. Keterbatasan lembaga pendidikan sekolah
Lembaga pendidikan sekolah yang jumlahnya semakin banyak bersifat
formal atau resmi yang dibatasi oleh ruang dan waktu serta kurikulum yang baku
dan kaku serta berbagai keterbatasan lainnya. Sehingga tidak semua lembaga
pendidikan sekolah yang ada di daerah terpencilpun yang mampu memenuhi semua
harapan masyarakat setempat, apalagi memenuhi semua harapan masyarakat daerah
lain. Akibat dari kekurangan atau keterbatasan itulah yang memungkinkan suatu
kegiatan kependidikan yang bersifat informal atau nonformal diselenggarakan,
sehingga melalui kedua bentuk pendidikan itu kebutuhan masyarakat dapat
terpenuhi.
3.
Filsafat
Pendidikan Idealisme dan Realisme dalam PLS.
Pendidikan Luar Sekolah (PLS) adalah kegiatan terorganisasi dan sistematis diluar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu dalam mencapai tujuan belajarnya. Untuk mengefektifkan pencapaian tujuan PLS tersebut maka aliran filsafat pendidikan idealisme dan realisme dapat digunakan sebagai landasar teoretis maupun praktis. Berikut ini akan dikemukakan implikasi filsafat pendidikan idealisme dan realisme dalam penyelenggaraan PLS dalam menetapkan tujuan, kurikulum, metode, serta peran peserta didik dan pendidik.
1. Pendidikan Idealisme dalam PLS
Pendidikan Luar Sekolah (PLS) adalah kegiatan terorganisasi dan sistematis diluar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu dalam mencapai tujuan belajarnya. Untuk mengefektifkan pencapaian tujuan PLS tersebut maka aliran filsafat pendidikan idealisme dan realisme dapat digunakan sebagai landasar teoretis maupun praktis. Berikut ini akan dikemukakan implikasi filsafat pendidikan idealisme dan realisme dalam penyelenggaraan PLS dalam menetapkan tujuan, kurikulum, metode, serta peran peserta didik dan pendidik.
1. Pendidikan Idealisme dalam PLS
Dengan memperhatikan implikasi filsafat pendidikan realisme maka
penyelenggaraan pendidikan luar sekolah dapat dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
Pertama: tujuan program PLS pertama-tama harus difokuskan pada pembentukan karakter atau kepribadian peserta didik. Pada tahap selanjutnya program pendidikan tertuju kepada pengembangan bakat dan kebaikan sosial. Peserta didik digali potensinya untuk tampil sebagai individu berbakat/berkemampuan yang akan memiliki nilai guna bagi kepentingan masyarakat.
Pertama: tujuan program PLS pertama-tama harus difokuskan pada pembentukan karakter atau kepribadian peserta didik. Pada tahap selanjutnya program pendidikan tertuju kepada pengembangan bakat dan kebaikan sosial. Peserta didik digali potensinya untuk tampil sebagai individu berbakat/berkemampuan yang akan memiliki nilai guna bagi kepentingan masyarakat.
Kedua, kurikulum pendidikan PLS dikembangkan dengan memadukan
pendidikan umum dan pendidikan praktis. Kurikulum diarahkan pada upaya
pengembangan kemampuan berpikir melalui pendidikan umum. Di samping itu
kurikulum juga dikembangkan untuk mempersiapkan keterampilan bekerja untuk
keperluan memperoleh mata pencaharian melalui pendidikan praktis.
Ketiga, metode pendidikan dalam program PLS disusun menggunakan
metode pendidikan dialektis. Meskipun demikian setiap metode yang dianggap
efektif mendorong belajar dapat pula digunakan. Pelaksanaan pendidikan
cenderung mengabaikan dasar-dasar fisiologis dalam belajar.
Keempat, peserta didik bebas mengembangkan bakat dan kepribadiannya. Pendidikan bekerjasama dengan alam dengan proses pengembangan kemampuan ilmiah. Oleh karena itu tugas utama tenaga pendidik adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan efisien dan efektif.
Keempat, peserta didik bebas mengembangkan bakat dan kepribadiannya. Pendidikan bekerjasama dengan alam dengan proses pengembangan kemampuan ilmiah. Oleh karena itu tugas utama tenaga pendidik adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan efisien dan efektif.
2. Pendidikan Realisme dalam PLS
Dengan memperhatikan implikasi filsafat pendidikan idealisme maka
penyelenggaraan pendidikan luar sekolah dapat dikembangkan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
Pertama, tujuan program pendidikan PLS terfokus agar peserta didik dapat menyesuaikan diri secara tepat dalam hidup. Disamping itu, peserta didik diharapkan dapat melaksanakan tanggung jawab sosial dalam hidup bermasyarakat
Pertama, tujuan program pendidikan PLS terfokus agar peserta didik dapat menyesuaikan diri secara tepat dalam hidup. Disamping itu, peserta didik diharapkan dapat melaksanakan tanggung jawab sosial dalam hidup bermasyarakat
Kedua, kurikulum komprehensif yang berisi semua pengetahuan yang
berguna dalam penyesuaian diri dalam hidup dan tanggung jawab sosial. Kurikulum
berisi unsur-unsur pendidikan umum untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan
pendidikan praktis untuk kepentingan bekerja.
Ketiga, semua kegiatan belajar berdasarkan pengalaman baik langsung maupun tidak langsung. Metode mengajar hendaknya bersifat logis, bertahap dan berurutan. Pembiasaan (pengkondisian) merupakan sebuah metode pokok yang dapat dipergunakan dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Ketiga, semua kegiatan belajar berdasarkan pengalaman baik langsung maupun tidak langsung. Metode mengajar hendaknya bersifat logis, bertahap dan berurutan. Pembiasaan (pengkondisian) merupakan sebuah metode pokok yang dapat dipergunakan dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Keempat, Dalam hubungannnya dengan pengajaran, peranan peserta ik
adalah penguasaan pengetahuan yang handal sehingga mampu mengikuti perkembangan
Iptek. Dalam hubungannya dengan disiplin, tatacara yang baik sangat penting
dalam belajar. Artinya belajar dilakukan secara terpola berdasarkan pada suatu
pedoman. Peserta didik perlu mempunyai disiplin mental dan moral untuk setiap
tingkat kebaikkan. Peranan pendidik adalah menguasai pengetahuan, keterampilan
teknik-teknik pendidikan dengan kewenangan untuk mencapai hasil pendidikan yang
dibebankan kepadanya. kedalam program pembelajaran.
5.Kegiatan Dalam Pendidikan luar sekolah.
- Adanya pengorganisasian.
- Adanya program pendidikan.
- Adanya urutan materi .
- Jangka waktu belajar pendek.
- Tujuan pendidikan spesifik .
- Ada subyek /sasaran belajar.
6. Sasaran pendidikan luar sekolah.
- Pendidikan luar sekolah untuk pemuda.
- Pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa.
7.Ciri
– ciri Pendidikan luar sekolah.
- Berkaitan degan misi yang mendesak dan praktis.
- Tempatnya diluar kelas.
- Bukti memilika ilmu pengetahuan adalah keterampilan .
- Tidak terikat ketentuan yang ketat.
- Pesertanya bersifat sukarela.
- Merupakan aktivitas sampingan.
- Biaya pendidikan lebih murah .
- Persyaratan penerimaan peserta lebih mudah .
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Pendidikan luar sekolah merupakan sistem baru dalam dunia
pendidikan yang bentuk dan pelaksanaanya berbeda dengan system sekolah yang
sudah ada. Dalam pendidikan luar sekolah terdapat hal-hal yang sama pentingnya
bila dibandingkan dengan pendidikan sekolah,seperti bentuk
pendidikan,tujuannya,sasarannya,dan pelaksanaannya.Pedidikan luar sekolah itu
bisa untuk melengkaoi pendidikan formal yang telah ada atau bisa juga untuk
mengganti pendidikan formal yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tulis Komentar dengan Bahasa yang Sopan :) Kata-katamu adalah cerminan Dirimu